Sumber: freepik.com
Oleh Tri Sulastri
Komunikasi merupakan aspek penting untuk menjaga hubungan tetap sehat. Namun dalam sebuah hubungan pertemanan atau mungkin asmara, mungkin akan ada seseorang yang jika sedang marah atau berkonflik lebih memilih diam.
Pasalnya, kamu pun mungkin tidak mengerti apa yang menjadi masalah sebab pasangan atau temanmu hanya diam tanpa penjelasan.
Mungkin teman atau pasanganmu itu sedang melakukan silent treatment kepadamu. Tapi sebenarnya apa sih silent treatment itu?
Dilansir dari medicalnewstoday.com, silent treatment merupakan penolakan untuk berkomunikasi bahkan kehadiran orang lain.
Mereka yang melakukan silent treatment biasanya dilandasi oleh ketiga alasan ini, yaitu:
- Avoidance (menghindar), mereka mungkin akan tetap diam dalam percakapan sebab tidak tahu apa yang harus dikatakan atau ingin menghindari konflik.
- Communication (berkomunikasi), mereka mungkin menggunakan silent treatment sebab mereka ingin pasangan atau temannya tahu bahwa mereka kesal tapi tidak tahu bagaimana cara mengekspresikannya,
- Punishment (hukuman), mereka menggunakan silent treatment untuk menghukum atau bahkan mengontrol orang lain.
Mereka yang biasanya melakukan silent treatment mungkin akan menujukkan beberapa sikap seperti menolak untuk berbicara dalam waktu tertentu, bersikap dingin dan tidak pedulu. Selain itu mereka pun tidak mau mendengarkan penjalasan atau memahami perasaan orang lain. Bahkan terus menghindar hingga mendapat permintaan maaf atau permintaannya terpenuhi.
Hati-Hati Silent Treatment Dapat Dianggap Sebuah Kekerasan Loh!
Seperti yang termuat dalam medicalnewstoday.com, silent treatmen dapat menjadi sebuah kekerasan emosional ketika:
- Mereka berniat untuk menyakiti orang lain dengan diamnya
- Terjadi dalam waktu yang lama
- Sikap diamnya hanya diakhiri ketika mereka memutuskan untuk mengakhirinya
- Mereka berbicara dengan orang lain tapi tidak dengan pasangan atau temannya
- Menggunakan sikap diamnya untuk membuat teman atau pasangannya merasa bersalah
- Melakukannya untuk memanipulasi atau menekan orang yang berkonflik dengannya mengubah perilaku mereka.
Jadi, bagaimana cara mengatasi silent treatment?
- Cobalah menggunakan kalimat ‘aku’ dalam percakapan.
Contohnya seperti “aku merasa bingung jika kamu diam seperti ini. Aku ingin untuk menemukan cara mengatasi masalah ini bersama”. Menggunakan kalimat ‘aku’ dapat membantu orang lain mengetahui bagaimana perasaanmu.
- Akui perasaan pasangan atau temanmu
Mintalah mereka untuk membagi perasaan mereka. Dengan begitu, mereka pun akan merasa bahwa perasaan mereka penting dan dapat memudahkan percakapan. Cobalah untuk mendengarkan secara aktif dengan rasa empati.
- Jangan saling menyalahkan
Ingat bahwa tujuanmu ingin menyelesaikan masalah atau sikap diamnya. Pastikan bahwa kamu sedang dalam kepala dingin sehingga komunikasi tetap berjalan dengan baik. Jika kamu mulai merasa tersinggung, cobalah ambil waktu sejenak sebelum kembali ke percakapan sebelumnya.
- Meminta maaf atas perkataan atau perbuatan
Jika memang kamu melakukan perkataan atau perbuatan yang menyakiti orang lain, jangan lupa untuk meminta maaf kepada mereka. Mungkin juga sikap diamnya untuk menunjukkan bahwa ada yang salah.
- Meningkatkan komunikasi yang baik
Setelah masalah selesai dan sikapnya kembali seperti semula, jaga komunikasi antar satu sama lain. Terbuka terhadap semua perasaan baik senang, kesal, maupun sedih. Dengan begitu, kamu dan dia menjadi tahu dan paham akan perasaan dan pikiran masing-masing.
Itulah beberapa informasi terkait silent treatment. Perlu diingat bahwa silent treatment tidak membantu dalam menyelesaikan masalah. Mereka yang didiamkan mungkin tidak akan sadar apa masalahnya. Maka hanya komunikasilah yang diperlukan agar menjaga hubungan tetap sehat.
Silent treatment juga berbahaya sebab dapat membawamu kepada perilaku yang toxic. Jika kamu memiliki masalah dalam mengekspresikan masalahmu, Asisya Consulting menawarkan layanan jasa konsultasi dengan psikolog terpercaya.
Sumber:
Leonard, J. 2020. Is the silent treatment a form of abuse. Medical News Today. dilansir dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/silent-treatment#how-to-respond