Sumber: freepik.com
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita seringkali melihat orang lain yang sedang mengalami peristiwa buruk yang membuatnya bersedih hati.
Kamu mungkin ingin menolongnya, namun merasa ragu karena tidak memiliki latar belakang psikologi, konseling, atau sejenisnya. Sehingga membuatmu kebingungan harus melakukan apa untuk membantunya.
Namun sebenarnya, setiap orang dapat melakukan Pertolongan Psikologis Pertama atau Psychological First Aid (PFA). Sama halnya dengan pertolongan pertama pada kecelakaan, PFA pun dapat diberikan pada orang yang membutuhkannya oleh siapa saja. Tentunya setelah mempelajari dan dilakukan dengan rasa tanggung jawab.
Jadi apa itu Psychological First Aid?
Menurut WHO, PFA merupakan sebuah respon atau tindakan manusiawi dan suportif pada seseorang yang membutuhkan dukungan. Dalam hal ini respon atau tindakan tersebut bisa berupa menjadi pendengar, menghibur dan membantu mereka merasa tenang, membantu untuk terhubung dengan jasa atau layanan bantuan lebih lanjut, dsb.
PFA ini erat kaitannya pada mereka yang baru mengalami bencana alam. Namun, dalam WHO (2020), PFA diperuntukkan bagi orang-orang dalam “kondisi tertekan atau tidak menyenangkan, dan baru saja mengalami kejadian kritis.”
Tentu saja, kondisi tertekan dan kritis tersebut berbeda bagi setiap orang. Jadi, bukan hanya mereka yang baru saja mengalami bencana alam, tapi bagi siapa saja yang sedang mengalami peristiwa tidak menyenangkan.
Lalu bagaimana cara memberikan FPA?
Dalam buku panduan yang diterbitkan WHO (2020), berikut beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
Menerapkan Komunikasi yang Baik
Berhadapan dengan seseorang yang baru saja mengalami peristiwa tidak menyenangkan haruslah berhati-hati. Sebab mereka yang sedang bersedih hati cenderung mudah tersinggung dengan perkataan orang lain.
Saat berkomunikasi, kamu harus peka terhadap bahasa tubuh seperti ekspresi, isyarat tubuh, serta kata-katamu sendiri. Jangan memaksa mereka untuk bercerita. Mereka yang membutuhkan pertolongan mungkin masih shock atau terpukul hingga tidak tahu bagaimana untuk menceritakannya.
Melakukan Persiapan
Menurut WHO (2020) ada tiga hal yang dapat dilakukan antara lain mempelajari situasi, layanan dan dukungan, serta keselamatan dan keamanan.
Sebelum menolong mereka, edukasi diri mengenai apa yang orang tersebut hadapkan menjadi poin penting. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “apa yang terjadi?”, “Siapa sajakah yang dapat memberikan bantuan?”, “Dimana dan bagaimana cara mengakses bantuan?”, “Apakah peristiwa tersebut masih berlangsung?” sangat penting untuk dicari tahu jawabannya.
Kamu dapat mencarinya melalui berbagai sumber yang valid dari internet, media sosial, atau bahkan pengalaman orang lain. Tindakan ini perlu kamu lakukan agar tidak salah dalam memberikan pertolongan.
Melakukan 3 prinsip FPA: Look (Lihat), Listen (Dengar), Link (Hubungkan)
Look: Lihat
Amatilah apa yang mereka butuhkan untuk membuat mereka merasa lebih tenang. Mungkin seperti air putih, tisu, atau tempat yang lebih nyaman untuk bercerita. Cari tahu segala hal tentang kebutuhan mereka, apa yang mereka butuhkan dan perlukan.
Listen: Dengar
Poin ini merupakan hal terpenting dalam memberikan PFA. Dalam melaksanakannya pastikan bahwa kamu mendengarkan mereka dengan empati.
Cobalah untuk mendekati mereka perlahan lalu tanyakan apa yang mereka butuhkan dan dapat kita lakukan untuk mereka. Dengarkanlah cerita mereka tanpa penghakiman. Berikanlah mereka ruang untuk merasa aman dalam bercerita. Jika memungkinkan pastikan bahwa kamu dapat menjaga kerahasiaan ceritanya. Jangan paksakan mereka untuk bercerita. Hal inilah yang disebut WHO (2011) sebagai cara membantu dengan tanggung jawab.
Berikan juga rasa nyaman dan menenangkan bagi mereka selama bercerita. Kamu dapat melakukannya dengan menunjukkan bahasa tubuhmu seperti tepukan ringan, anggukan kepala, atau kata-kata yang membuat mereka merasa lebih baik.
Link: Hubungkan
Jangan lupa bahwa apa yang kamu lakukan merupakan pertolongan pertama bagi mereka. Maka, jika kamu bukan ahlinya, kamu tidak berhak untuk memberikan mereka diagnosis tertentu.
Bantulah mereka untuk terhubung dengan tenaga profesional yang dapat mengatasi permasalahannya. Berikan informasi yang sudah anda pelajari sebelumnya.
Kamu juga dapat menanyakan apakah ada orang lain yang mereka percaya untuk memberi dukungan. Ingatlah untuk tidak memposisikan dirimu sebagai pengambil keputusan. Berikan mereka kesempatan untuk mengambil keputusannya sendiri. Namun yakinkan mereka, bahwa kamu bersedia untuk membantunya.
Perlu diingat bahwa, PFA bukanlah (WHO, 2020):
- Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli
- Konseling profesional
- PFA bukanlah “psychological debriefing”. Jadi, di dalam PFA tidak akan didiskusikan secara mendetail tentang kejadian krisis yang menimpa seseorang.
- PFA tidak meminta seseorang untuk menganalisis apa yang terjadi pada mereka dan tidak akan menjelaskan kejadian sesuai dengan urutan waktu dan kejadian.
- Relawan PFA tidak boleh memaksa untuk seseorang yang mengalami krisis menceritakan pengalamannya.
Itulah beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk memberikan PFA bagi mereka yang membutuhkan.
Asisya Consulting memberikan pelayanan bagi kalian yang ingin melakukan konsultasi dengan psikolog terpercaya kami.
Sumber:
WHO. (2020). Pertolongan Psikologis Pertama: Panduan bagi Relawan Bencana. Surabaya: Airlangga University Press. diakses dari: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44615/9789241548205-ind.pdf