Pengaruh Gadget pada Anak

Membiarkan Anak Bermain Gadget Apakah Sikap Yang Bijaksana oleh Orang Tua? Mengapa? Pada dasarnya sikap bijaksana orang tua terhadap anaknya adalah apabila orang tua tersebut mampu menerapkan batasan yang jelas pada anak-anak mereka. Sehingga anak mendapatkan pembelajaran yang dapat membuat mereka berkembang dengan optimal dan juga mempelajari norma-norma yang berlaku dalam budaya yang mereka anut guna beradaptasi. Teknologi berkembang terus, terlebih dalam masa sekarang ini. Sehingga hal itu menuntut kita untuk dapat juga adaptif dengan perkembangan teknologi yang terus meningkat. Termasuk juga anak kita. Apabila kita tidak mengenalkan anak kita dengan teknologi saat ini, ia akan tertinggal dan itu dapat memicu permasalahan tersendiri. Mungkin ia akan tertinggal dengan kemajuan sistem sekolahnya, dan juga dengan lingkungan sosialnya. Teman-temannya bisa saja mengejek dan bahkan tidak mengajaknya bermain bersama mereka. Hal itu akan membuat psikologis anak menjadi minder dan juga merasa sedih dengan ejekan temannya tersebut. Oleh sebab itu, lebih bijak apabila orang tua tetap mengenalkan Gadget dan teknologi pada anak, namun memberi batasan dan aturan yang jelas mengenai pemakaiannya. Sehingga anak tidak akan larut dan lupa akan aktifitas yang dapat mengembangkan motoriknya dan juga kecerdasan sosialnya. Adakah Hal Positif Penggunaan Gadget Pada Anak? Penggunaan Gadget dan internet pada anak memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yang pertama adalah dapat membantu perkembangan fungsi adaptif anak. Artinya, ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengikuti perkembangan zaman. Hal ini akan membanggakan anak juga, karena ia tidak merasa tertinggal oleh teman-temannya. Seorang anak hendaknya diberikan kesempatan untuk mengembangkan daya adaptifnya. Kemudian yang kedua adalah, anak juga dapat lebih merasa bersemangat dalam pembelajaran apabila menggunakan gadget sebagai sarana edukasi. Anak akan belajar pelajaran sekolah dari media gadget yang tentunya akan menyenangkan mereka. Karena fitur2 dan aplikasi yang ditawarkan memang merangsang anak untuk lebih tahan berkonsentrasi dibandingkan dengan sebuah buku yang objeknya diam. Objek yang aktif dan dinamis dalam sebuah gadget menurut Robert L. Solso (2002) mengatakan bahwa kognisi manusia lebih tahan terhadap rangsang visual yang bergerak aktif. Sehingga aplikasi yang ada dalam gadget dapat dipergunakan sebagai media edukasi yang merangsang semangat belajar anak. Tentunya dengan arahan dan bimbingan orang tua atau guru. Untuk anak usia di bawah 5 tahun, pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara. Artinya, jangan terlalu banyak memberikan kesempatan bermain gadget pada anak di bawah 5 tahun. Terlebih di usia ini, yang utama bukan gadget -nya, tapi fungsi orangtua. Pasalnya gadget hanya sebagai salah satu sarana untuk mengedukasi anak. Sehingga lebih tepat jika penggunaannya sangat dibatasi seminggu sekali saja sudah cukup. Apakah Dampak Negatif dari Gadget pada Anak ? Gadget juga memiliki dampak negatif yang cukup membahayakan anak.  teknologi dan gadget juga bisa menjadi pangkal sebab berbagai masalah fisik dan mental anak-anak. Secara teoritis, memang bukan video atau hape atau game itu sendiri yang menyebabkan masalah kesehatan pada anak-anak. Tapi, kelebihan fokus pada gadget dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat. Misalnya, anak-anak menjadi kurang berinteraksi social secara nyata dan menjadi cenderung penyendiri. Selain itu Gadget juga bisa menjauhkan anak dari interaksi dengan orang tua karena anak lebih tertarik untuk menghabiskan waktu bermain Gadget. Kemudian dari sisi neurofisiologis, Gadget juga menganggu taraf perkembangan otak anak. Otak anak dibawah usia 5 tahun lebih baik diberi rangsangan sensorik secara langsung seperti meraba, melompat, berlari, mendengar, bernyanyi, berinteraksi dengan orang dan sebagainya. Jika anak balita terlalu berlebihan menggunakan Gadget, ia akan mengaktifkan hormon endorfin di bagian otak belakang yang mengatur pusat kesenangan dan kenyamanan. Pada saat bermain gadget, anak akan merasakan kesenangan, sehingga memicu meningkatnya hormon endorfin. Nah, kecanduan akan terjadi jika dilakukan dalam jangka waktu lama dan terus menerus. Akibatnya, ke depannya, anak akan mencari kesenangan dengan jalan bermain gadget, karena memang sudah terpola sejak awal perkembangannya. Bagaimana Cara Orang Tua agar Anak Terhindar Dari Pengaruh Negatif Gadget?

  • Batasi pemakaiannya! Hendaknya orang tua benar – benat memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan batasan serta selalu mendampingi anak-anaknya dalam masa pertumbuhan kognitif, social serta emosionalnya. Jangan karena dalih kasih sayang kepada anak akhirnya justru menyengsarakan masa depan anak dimasa yang akan datang. Jangan karena kasih sayang sehingga membuat orang tua tidak tega melarang dan selalu menuruti apapun kehendak anak. Anak masih dalam tahap belajar mengarungi pengaruh positif dan negatif dunia. Anak masih belajar efek baik dan buruk. Sehingga peran orang tua yang konsisten sangat dibutuhkan.

Apabila para orang tua sudah menemui anaknya yang mulai susah diajak keluar rumah, ogah-ogahan diajak berkunjung ke rumah saudara, lebih suka berada dalam kamarnya sendiri dalam jangka waktu yang lama, sudah jarang mendengar celotehan dan keramaiannya di rumah dan itu disebabkan karena ada Gadget di depan mereka. Hal tersebut menandakan bahwa anak anda sudah mulai kecanduan. Dan hal itu harus segera diatasi dengan cara penerapan aturan dari orang tua, dengan mengajak anak untuk berani berkomitmen kapan waktu yang anak pilih untuk bermain Gadget. Metode punish and reward juga dapat dilakukan. Misalnya memberikan hadiah pergi bersama diakhir pekan untuk reward apabila mematuhi aturan selama seminggu penuh, atau memberikan punishment (hukuman) berupa “puasa Gadget” 2 minggu penuh apabila melanggar komitmen bersama. Tentunya, sentimentil orang tua tidak boleh muncul sehingga komitmen terlanggar sendiri oleh orang tua dan anak menjadi tidak menghargai aturan-aturan yang diberikan oleh orang tuanya. Sehingga yang perlu di ingat bahwa, gunakan teknologi secara bijaksana sesuai kebutuhan. Jangan sampai ketakutan Albert Einstein pada jaman dahulu terjadi, yaitu “I fear the day technology will surpass our human interaction, the world will have a generation of idiots”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *