Sumber: freepik.com
“Kok belum lulus? Kerja dimana? Kapan nikah?”
Memasuki umur 20-an, pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin sudah sering kita dengar sampai rasanya malas untuk menanggapi. Usia dimana dalam perkembangan psikologisnya merupakan masa transisi dari remaja menuju dewasa awal.
Dalam Hurlock (1996; Putri, 2019), usia dewasa awal menjadi masa penyesuain diri terhadap pola-pola kehidupan dan harapan sosial seperti peran, sikap, nilai, dan tugas baru. Kehidupan para dewasa awal biasanya diwarnai oleh eksperimen dan eksplorasi terhadap dunia dan impiannya.
Transisi terhadap tahap kehidupan baru tentunya menuntut diri untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi. Maka tak dapat dipungkiri jika usia ini yang paling sering memiliki masalah psikologis. Seseorang yang gagal menyesuaikan diri mungkin akan diliputi oleh rasa gelisah dan cemas. Akibat alasan inilah Hurlock (1996; Putri, 2019) kemudian menyebut masa dewasa awal menjadi masa penuh dengan ketegangan emosional.
Kekhawatiran atau ketakutan yang timbul umumnya disebabkan kebingungan akan tujuan hidupnya. Para dewasa awal ini memulai untuk memilih tujuan yang akan menentukan hidupnya. Banyaknya pilihan yang tersedia justru dapat membingungkan dan membuat mereka takut jika salah memilih. Mereka yang sebelumnya berada di usia senang bermain mulai dihadapkan pada kenyataan untuk melakukan peran dan tugasnya.
Usia dewasa awal sendiri memiliki tugas perkembangan antara lain “mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, bergabung dalam suatu kelompok sosial, mengelola rumah tangga, dan menerima tanggung jawab sebagai warga negara,” (Hurlock, 1996; Putri, 2019).
Belum lagi ditambah rasa insecure dan inferioritas melihat teman sejawat memiliki banyak prestasi, sudah lulus, mulai bekerja di suatu perusahaan, atau bahkan menikah. Sementara rasanya kita masih terdiam disini sebagai penonton keberhasilan mereka.
Kekhawatiran, rasa insecure, dan inferioritas pun kerap dibumbui oleh ekspektasi atau harapan keluarga sendiri seperti ingin kita lulus cumlaude, langsung mendapat pekerjaan di perusahaan ternama, atau menikah sebelum umur 30 tahun. Nilai-nilai hidup yang berbeda dengan orang tua juga sering menjadi pemicu stress bagi mereka.
Dinamika kehidupan yang mulai dihadapkan pada dewasa awal yang masih belum siap mental mengemban tanggung jawab dan harapan ini tak jarang membuat mereka depresi. Salah satu masalah psikologis yang sering dialami adalah quarter life crisis.
Oleh karena itu, meyakini kemampuan diri sendiri menjadi motivasi terbesar seseorang dapat melalui ini. Salah satu ungkapan yang terus saya ingat dan membantu saya mengatasi ini adalah:
“Orang sukses terlahir dari mereka yang meyakini bahwa dirinya bisa melakukan sesuatu”
Kita harus menjadi tameng dan pegangan bagi diri sendiri dikala orang lain atau bahkan orang tua meremehkan kemampuan yang kita miliki.
Mencoba berbagai hal baru untuk mengeksplor dunia dan mengasah keterampilan juga penting dilakukan. Kamu bisa melakukannya dengan mulai meninggalkan kebiasaan yang membuatmu malas, seperti bermain ponsel seharian tanpa melakukan sesuatu yang berarti.
Banyak sekali program yang dapat membantu mengisi waktu luang dengan bermanfaat seperti mengikuti webinar, workshop, kegiatan organisasi, relawan, magang, ataupun bekerja paruh waktu. Anggap saja semua itu investasi untuk masa depanmu yang bisa saja berguna nantinya. Orang yang mencoba semua hal dan melakukannya sebaik mungkin tidak akan menyesali keputusannya meskipun ia gagal.
Terakhir dan terpenting ialah berhenti untuk membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain. Sebab setiap orang terlahir dalam keadaan yang berbeda, mereka memiliki kemampuan dan mungkin privilege-nya masing-masing.
Bisa jadi kamu unggul di satu bidang dan mereka di bidang yang lain. Jalan yang kamu ambil pun bisa saja berbeda dengan jalan yang mereka lalui. Selagi kamu mau berusaha dan terus mencoba melakukan yang terbaik, maka sesuatu yang baik pun akan menghampirimu.
Percayalah, bahwa setiap bunga memiliki waktunya sendiri untuk tumbuh, begitupun kamu.
Sumber:
Putri, A. F., 2019. Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, Vol. 3(2), hal. 35-40. https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid/article/download/430/pdf