Oleh: Norafika Virly, 2021
Sahabat Asisya, pasti pernah mengalami atau bahkan sering, kan. Ketika melihat sesuatu di media sosial, dimana Sahabat Asisya menganggap barang itu lucu, bagus, dan trend pasti Sahabat Asisya ingin membelinya tanpa berpikir panjang. Sehingga tak jarang, ketika barang tersebut sudah datang, Sahabat Asisya pasti berpikir “barang ini untuk apa, ya?”. Nah, tau nggak, sih? Kalau hal ini adalah salah satu ciri dari Perilaku Compulsive Buying! Apa itu? Yuk simak!
Compulsive buying merupakan salah satu bentuk pembelian yang menyimpang. Individu yang memiliki perilaku addictive cenderung mempunyai rasa percaya diri yang rendah sebagai anak-anak maupun remaja (Faber, 2010). Rasa percaya diri yang rendah ini sering dijumpai pada individu yang memiliki perilaku compulsive buying, dan mereka akan merasa lebih nyaman dengan membeli sesuatu yang dapat meningkatkan identitas diri mereka. Dittmar (2005), mengemukakan bahwa terdapat tiga ciri inti dari perilaku compulsive buying yaitu (Kurnia, 2013):
- Compulsive buyer memiliki hasrat yang tidak dapat ditahan (irresistable) untuk membeli atau mendapatkan sesuatu.
- Individu tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku pembeliannya.
- Individu tersebut akan terus melakukan kebiasaan untuk membeli sesuatu secara berlebihan, yang terkadang tidakdibutuhkan, tanpa mengindahkan dampak yang mungkin timbul dalam kehidupan pribadi, sosial, ataupun pekerjaandan kesulitan dalam masalah finansial.
Berdasarkan survey yang dilakukan Credit Donkey, 60% orang terkadang membeli barang hanya karena barang on sale, 70% orang belanja terkadang membeli barang yang sebelumnya tidak direncanakan atau malah tidak butuh, 45% orang belanja hanya bertujuan untuk menaikkan mood.
Khare (2014) dalam risetnya menjelaskan compulsive buying behaviour berkaitan dengan status sosial, materialisme, dan segala produk yang bisa meningkatkan self esteemnya. Materialisme menganut paham bahwa kepemilikan atas sesuatu itu adalah segalanya. Mampu membeli dan memiliki segalanya dianggap mampu menaikkan status sosial dan self esteem seseorang. Nah mimin ada beberapa tips nih untuk Sahabat Asisya agar terhindar dari compulsive buying behaviour:
- Minimalisir penggunaan E-Wallet/M-Banking, usahakan menggunakan cash
- Buat shopping list.
- Cukup punya satu kartu kredit untuk kebutuhan yang emergency
- Bikin budget buat toleransi belanja.
- Jangan memaksakan keadaan finansial, bertekadlaah untuk menabung dan berpikirlah bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang.
Bagaimana Sahabat Asisya? Sudah siap untuk tidak dikit-dikit keracunan?
Semoga ilmu ini bermanfaat, ya! Jangan lupa share apabila informasi ini bermanfaat. For more information, visit our official account Instagram & TikTok @asisyaconsulting.
Source:
Faber, R. J. (2010). Self-control and Compulsive Buying. American Psychological Association. http://psycnet.apa.org/books/10658/010.pdf
Kurnia, N. I. (2013). Compulsive Buying Behavior pada Konsumen Ritel Format Fashion Store. Jurnal Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2 (2).