Sumber: freepik.com
Oleh Tri Sulastri
Sahabat Asisya, pernah gak sih kalian merasa seakan semua orang memperhatikanmu ketika berada di keramaian? Padahal kenyataannya tidak begitu.
Salah satu contohnya, saat kamu pergi ke suatu acara dan tidak percaya diri dengan pakaianmu karena merasa kurang cocok. Lalu kamu merasa bahwa semua orang akan memperhatikan bahkan membicarakanmu.
Situasi tersebut mungkin sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari dimana kamu merasa bahwa semua mata tertuju pada dirimu. Nah, dalam perspektif psikologi fenomena ini disebut spotlight effect. Apa itu? Simak informasinya ya!
Apa itu spotlight effect?
Dilansir dari psychologytoday.com, spotlight effect merupakan kecenderungan untuk berpikir bahwa orang lain memperhatikanmu lebih dari yang sebenarnya. Bisa dibilang istilah ini menjelaskan bahwa seseorang cenderung berpikir bahwa dirinya menjadi pusat perhatian padahal kenyataannya tidak demikian.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gilovich, dkk (200) mereka membuktikan bahwa orang-orang cenderung melebih-lebihkan sejauh mana tindakan dan penampilan mereka diperhatikan oleh orang lain.
Para peneliti American Psychological Association (APA) tersebut melakukan t-shirt eksperimen dengan membagi dua kelompok untuk menggunakan baju yang dianggap memalukan dan lebih keren sebelum memasuki ruang kelas. Kelompok pertama menggunakan baju yang menggambarkan Barry Manilow sementara kelompok kedua menggunakan baju bergambar Bob Marley, Jerry Seinfeld, dan Martin Luther King, Jr.
Kemudian peserta diminta untuk memprediksi berapa banyak orang yang akan memperhatikannya. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak lebih dari setengah persen dari yang mereka kira akan memperhatikan mereka.
Penelitian ini pun juga menunjukkan orang-orang cenderung percaya bahwa tindakan positif maupun negatif mereka lebih menonjol daripada orang lain. Para peneliti meminta partisipan untuk memperkirakan peringkat positif dan negative mereka yang diberikan oleh anggota kelompok. Peringkat positif untuk yang dapat menjalankan diskusi dengan baik dan peringkat negative untuk anggota yang sering salah bicara. Hasilnya menunjukkan jika peserta melebih-lebihkan seberapa menonjol diri mereka.
Kenapa spotlight effect bisa terjadi?
Seorang dosen psikologi di University of Lincoln, Nathan Heflick, Ph.D menjelaskan bahwa spotlight effect terjadi sebab egosentrisme pada diri kita. Egosentrisme itu sendiri merupakan kecenderungan memandang dunia dari perspektif pribadi karena mereka adalah pusat dari dunianya. Pengalaman diri kita digunakan untuk mengevaluasi dunia termasuk orang lain. Dengan begitu kita mengasumsikan bahwa orang lain pun memiliki pandangan seperti yang kita pikirkan. Kita terkadang lupa bahwa orang lain pun menjadi pusat dari dunianya sendiri.
Menurut Heflick naïve realism dan bias blind spot pun mempengaruhi terjadinya spotlight effect. naïve realism ialah kecenderungan seseorang untuk percaya apa yang mereka lihat sebagai realitas sebenarnya. Sementara bias blind spot merupakan kecenderungan untuk mengenali dampak bias pada penilaian orang lain tapi tidak dengan bias penilaiannya sendiri. Dengan begitu ia merasa bahwa apa yang ia fokuskan adalah benar, sehingga mereka percaya bahwa orang lain akan memperhatikan pada apa yang mereka fokuskan.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?
Sebab utama terjadinya fenomena ini karena egosentrisme seseorang yang membuat kita memandang dunia bahkan orang lain melalui pengalaman dan perspektif kita. Maka cobalah untuk menyadari dan meyakini bahwa setiap orang memiliki egosentrisme nya masing-masing. Mereka adalah pusat dari dunia mereka sendiri dan tidak ada yang benar-benar memperhatikanmu.
Selain itu cobalah untuk meminta pendapat dari rekan, sahabat, atau orang terdekatmu terhadap apa yang kamu fokuskan atau khawatirkan. Dengan begitu kamu memperoleh pandangan orang lain sebagai bahan pertimbanganmu.
Spotlight effect juga berkaitan dengan kecemasan sosial. Hal ini dapat membuat mu menjadi kurang percaya diri, mudah gugup, dan mudah khawatir terhadap pandangan orang lain. Sebab merasa dirinya selalu diperhatikan mereka jadi selalu berhati-hati pada tindakannya. Jika hal ini terus berlanjut maka akan memungkinkan jika kamu mengalami gangguan kecemasan sosial.
Maka saran terakhir, cobalah untuk konsultasikan hal ini dengan konselor atau psikolog kepercayaan mu. Tidak ada yang salah untuk membicarakan keadaan yang mengganggumu dengan ahlinya. Kamu pun dapat menggunakan layanan konseling dan terapi yang ada di Asisya Consulting.
Sumber:
Gilovich, T., Medvec, V. H., & Savitsky, K. (2000). The spotlight effect in social judgment: An egocentric bias in estimates of the salience of one’s own actions and appearance. Journal of Personality and Social Psychology, 78(2), 211–222. doi:10.1037/0022-3514.78.2.211
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-big-questions/201111/the-spotlight-effect